Awal bulan ini, Suzuki membuktikan bahwa mobil murah tidak selalu berarti mengorbankan keselamatan. Sedan seharga Rp 127 jutaan miliknya berhasil meraih lima bintang dalam uji tabrak Global NCAP. Namun, dalam uji tabrak terpisah yang diselenggarakan oleh Latin NCAP, Citroën Aircross justru gagal total. SUV kecil ini, dengan harga setara Rp 318 jutaan, hanya mendapatkan rating nol bintang.
Penyebab Citroen Gagal Total
Dilansir Motor1, salah satu masalah utama adalah minimnya kantong udara standar. Di Brasil, Citroën Aircross hanya dilengkapi dua kantong udara, yang terasa tidak memadai untuk mobil baru yang diluncurkan pada 2024. Ironisnya, versi yang dijual di India memiliki enam kantong udara standar. Situasi ini makin buruk jika melihat bahwa model C3 reguler juga mendapatkan nol bintang dalam uji tabrak Latin NCAP tahun lalu.
Latin NCAP juga menyoroti sejumlah masalah lainnya:
- Tes tabrak depan menunjukkan perlindungan dada yang lemah.
- Tes whiplash mengungkap perlindungan leher orang dewasa yang “buruk.”
- Tes tabrak samping menunjukkan intrusi signifikan ke dalam kabin, meskipun dilengkapi kantong udara samping.
Dengan perlindungan yang buruk untuk penumpang dewasa dan anak-anak, serta tidak adanya kantong udara tirai, Aircross tetap mendapatkan nol bintang meskipun beberapa fitur keselamatan ditambahkan.
Alejandro Furas, Sekretaris Jenderal Latin NCAP, mengatakan,“Stellantis kembali mengecewakan dengan model nol bintang. Insinyur Citroën dan Stellantis sebenarnya tahu cara membuat mobil yang lebih aman, tetapi keputusan korporasi tampaknya memilih arah berbeda. Sementara kompetitor menawarkan keselamatan lebih baik, Citroën masih menawarkan keselamatan rendah sebagai standar. Kami mendesak Stellantis, PSA, dan Citroën untuk meningkatkan peralatan keselamatan dasar dan menguji performa mobil mereka secara sukarela di Latin NCAP.”

