Dalam beberapa minggu terakhir, Korea Selatan dilanda kekhawatiran karena beberapa kebakaran kendaraan listrik di garasi bawah tanah, termasuk Mercedes-Benz EQE, Kia EV6, dan Tesla Model X.
Sebagian besar penduduk Korea yang tinggal di kota-kota besar hidup di gedung pencakar langit, dan kebakaran kendaraan listrik (EV) di bawah tanah lebih berbahaya. Misalnya, kebakaran Mercedes menyebabkan kerusakan pada 140 mobil lain dan mengirim dua lusin orang ke rumah sakit. Pemadam kebakaran juga kesulitan mengendalikan api.
Dilansir InsideEVs, akibatnya, penjualan EV di Korea menurun, yang menjadi tantangan bagi Hyundai Motor Group, yang memiliki ambisi besar dalam pasar kendaraan listrik global. Sebagai tanggapan, Hyundai bersama Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea sedang mengembangkan robot pemadam kebakaran yang dapat dikendalikan dari jarak jauh, yang akan mulai beroperasi pada 2026.
Robot Hyundai untuk Memerangi Kebakaran Kendaraan Listrik
Robot ini dirancang untuk menghadapi kebakaran baterai lithium-ion yang sulit dipadamkan dan lebih cocok untuk situasi yang terlalu berbahaya bagi pemadam kebakaran manusia. Kendaraan tak berawak ini dirancang untuk menghadapi situasi berbahaya yang sulit ditangani pemadam kebakaran manusia.
Kebakaran EV di garasi parkir bawah tanah yang padat bisa sangat sulit karena ruang terbatas, asap yang cepat menyebar, panas yang terperangkap, dan kebakaran yang menjalar ke mobil lain. Kebakaran baterai lithium-ion juga membutuhkan banyak air dan bahan pemadam untuk dipadamkan.
Selain itu, pemerintah Korea akan memberlakukan aturan transparansi baterai agar konsumen tahu lebih jelas tentang baterai yang digunakan dalam kendaraan mereka, guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap keamanan EV.